?Bedasarkan kutipan sejarah masa lalu melalui cerita-cerita orang tua yang disebut petua gampong dapat disimpulkan asal usul terbentuknya sebuah desa yang namanya sekarang Gampong Trieng Meuduro Baroh itu pada awalnya terdiri dari tiga perkampungan yaitu perkampungan Cot limeng, perkampungan tengah, dan kampung Balai.
Pada masa itu dari ketiga perkampungan ini, perkampungan Cot Limeng merupakan perkampungan tertua yang terbentuk. Dasar nama yang diambil untuk nama perkampungan ini bedasarkan adanya satu pohon belimbing (dalam bahasa Aceh Bak Limeng) yang tinggi dan besar yang tumbuh diwilayah perkampungan sehingga masyarakat setempat memberi nama Cot limeng ( pohon belimbing tinggi ).
Demikian pula halnya dengan perkampungan kampung Balai yang diambil dari dasar adanya Mushalla “dalam Bahasa Aceh Balai”. Mushalla tersebut merupakan mushalla yang pertama dan tertua yang pernah dibangun diperkampungan Kampung Balai ini. Lain halnya dengan perkampungan Teungoh ini diambil dari dasar letak atau lokasi perkampungan yang berada ditengah-tengan atau diantara perkampungan Cot Limeng dan Kampung Balai sehingga pada saat itu masyarkat sering menyebut Gampong Teungoh (perkampungan ditengah-tengah).
Pada saat zaman penjajahan Jepang menurut kutipan sejarah orang-orang tua gampong, ketiga perkampungan ini disatukan dengan satu orang Pimpinan, dengan bahasa Aceh pada zaman dulu disebut “Keutua”. Pada masa penyatuan perkampungan tersebut dasar nama yang menjadi nama desa sekarang diambil dari banyaknya tumbuh pohon Bambu berduri diperkampungan dan sepanjang tepi sungai sehingga tumpukan tumbuhnya pohon bambu itu menjadi penahan tanah dari abrasi air sungai. Asal nama tersebut diterima oleh masyarakat ketiga perkampungan karena tidak diambil dari nama salah satu perkampungan. Pada masa itu terbentuklah nama gampong Tring Meuduro Baroh (arti kata Tring Meuduro dengan bahasa Indonesia adalah“bambu berduri” ). Sedangkan kata “Baroh” diambil dari letak desa berada dihilir pemukiman arti kata hilir dengan bahasa Aceh “Baroh”. Letak desa dihilir ini didasari ada dua gampong lagi yang ada diudik pemukiman.
Demikian sejarah gampong yang dikutip dari hasil rangkuman sejarah terbentuknya gampong ini yang dikumpulkan dari cerita-cerita orang zaman yang hidup pada zaman penjajahan belanda sampai sekarang masih terdapat satu atau dua orang lagi yang masih hidup. Untuk mendapatkan sejarah gampong yang tersusun selengkap-lengkapnya dengan kepemimpinan sangat sulit disebabkan tidak adanya dokumen atau sejarah tertulis yang ada didesa sehingga dapat diketahui dengan cerita-cerita yang tidak dapat diingat lagi tanggal dan tahunnya.